MASYARAKAT SEGERA BISA GUNAKAN APLIKASI UNTUK MELAPORKAN KONDISI JARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN WONOSOBO
Kesuburan tanah Wonosobo yang berada di daerah pegunungan menjadi potensi bagi budidaya pertanian. Sektor tersebut menjadi sumber pendapatan terbesar bagi masyarakat Wonosobo. Kabupaten Wonosobo memiliki luas panen tanaman padi sebesar 13.728 hektar dengan produksi padi sebesar 73.340 ton dan produktivitas sebesar 52,70 kuintal/hektar.
Tanaman pangan terutama padi adalah tanaman yang memerlukan air terbanyak diantara tanaman-tanaman penanian lainnya, hal ini erat hubungannya dengan masalah pertumbuhan tanaman padi. Dengan kata lain pengairan/irigasi adalah salah satu komponen utama dalam usaha pertanian. Oleh karena itu, irigasi merupakan salah satu sarana produksi penting pada pertumbuhan tanaman padi disamping hal-hal lain seperti penggunaan benih unggul bermuiu unggi, pengolahan tanah yang sempuma, pemupukan yang berimbang dan pengendalian hama.
Irigasi merupakan salah satu faktor penting dalam produksi padi sawah. lrigasi sebagai sumber bagi ketersediaan air untuk pertumbuhan tanaman padi, Persedian air yang mencukupi tentu sangat berpengaruh dalam peningkatan produksi padi sawah.
Jaringan irigasi merupakan infrastruktur yang diharapkan mampu memberikan pelayanan pada pertanian dalam waktu panjang. Jaringan irigasi dibangun dengan anggaran yang tidak sedikit sehingga seringkali orang berfikir bahwa setelah pembangunan selesai maka kewajiban terhadap jaringan irigasi sudah selesai dan pengguna tinggal menunggu pelayanan. Kondisi jaringan irigasi akan makin menurun seiring dengan waktu dan penggunaan sehingga memerlukan pemeliharaan. Dalam kenyataannya jaringan irigasi memerlukan kegiatan pengelolaan yang disebut dengan operasi dan pemeliharaan (OP). Operasi, yang diartikan sebagai upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya, menjaga agar mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya. Dengan pemeliharaan, kondisi jaringan irigasi dikembalikan agar optimal sebelum terjadi kerusakan.
Kabupaten Wonosobo memiliki 705 Daerah Irigasi yang tersebar di 15 kecamatan sedangkan operasi dan pemeliharaan irigasi hanya ditangani oleh 32 personil lapangan tenaga OP dan 5 orang pengawas tenaga OP. Oleh karenanya pengelolaan irigasi sangat membutuhkan peran serta masyarakat khususnya pemakai air melalui Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) maupun masyarakat pada umumnya dengan memberikan informasi kondisi jaringan irigasi.
Seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono pada Rabu [5/7] dengan bergotong royong berkolaborasi dengan Bidang SDA DPUPR Kabupaten Wonosobo melakukan pemeliharaan dan normalisasi Saluran Irigasi Sikudi sepanjang lebih dari 5 kilometer yang terbentang dari Desa Kuripan, Watumalang sampai dengan Desa Kalimendong, Leksono dan akan diselesaikan dalam waktu satu minggu kedepan.
Kepala Bidang SDA, Eko Premono yang berada dilapangan mengatakan bahwa tanpa bantuan dan peran masyarakat, pengelolaan irigasi akan menjadi tidak optimal, oleh karenanya, semangat gotong royong dalam pengelolaan irigasi perlu didorong.
Untuk memudahkan masyarakat berperan, akan segera dilaunching aplikasi simpanan-SERASI atau Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Operasi Dan Pemeliharaan Irigasi yang dapat diakses melalui serasi.wonosobokab.go.id. Disamping digunakan sebagai pengelolaan manajemen, melalui aplikasi berbasis web tersebut, masyarakat dapat memberikan informasi dan aduan terkait kondisi dan pelayanan jaringan irigasi.
Harapannya, dengan adanya aplikasi tersebut, aka nada peningkatan kuantitas dan kualitas operasi pemeliharaan jaringan irigasi secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat dan dapat dilakukan melakukan evaluasi secara berkala sehingga pengelolaan infrastruktur irigasi yang berkelanjutan di Kabupaten Wonosobo menjadi lebih baik dan layanan layanan irigasi kepada masyarakat lebih meningkat, tambahnya.
